Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, kata yang menggambarkan suatu penyakit yang menjangkiti banyak jiwa di masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Hampir semua orang mulai dari dewasa muda sampai usia tua takut akan penyakit ini. Namun tidak banyak juga kalangan masyarakat yang menyepelekan dan mengganggap remeh penyakit ini. Padahal, bila mengetahui komplikasi atau dampak buruk yang dapat terjadi karena penyakit silent killer ini, pastilah seseorang akan lebih sadar untuk mengobati penyakit ini sampai tuntas.
Menurut data statistik Indonesia pada tahun 2009, angka kesakitan hipertensi din Indonesia adalah 32,2% dari seluruh jumlah penduduk. Dari angka 32,2% penderita hipertensi, hanya 7,8% penderita yang mendapatkan penanganan dan pengobatan hipertensi dari dokter. Ini berarti ada 75,8% kasus hipertensi yang belum mendapatkan penanganan dokter di Indonesia. Padahal hipertensi yang tidak mendapatkan penangan dan pengobatan yang tepat dapat membawa penderitanya kepada penyakit serius lainnya dan tak jarang, kematian.
Pengertian dan Penyebab Penyakit Hipertensi
Penyakit hipertensi berarti tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang dimaksud adalah tahanan pembuluh darah atau arteri yang diukur memakai alat ukur tensimeter. Tekanan darah terdiri dari 2 macam tahanan, yaitu sistolik atau tekanan darah atas dan diastolik atau tekanan darah bawah. Misalnya orang dengan tekanan darah 130/80 mmHg berarti tekanan darah sistoliknya 130 dan diastoliknya 80. Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik > 130 dan atau tekanan darah diastolic > 80. Dengan kata lain, tekanan darah yang normal adalah tekanan darah yang sama dengan atau kurang dari 120/80 mmHg.
Penelitian menyebutkan bahwa banyak sekali hal dan faktor yang berkontribusi dalam terjadinya penyakit ini. Sekitar 10% penyakit hipertensi disebabkan oleh suatu penyakit khusus yang dapat diobati. Penyakit tersebut misalnya adalah penyakit ginjal bawaan, gagal ginjal, penyakit mengorok dan penyakit hormon. Sedangkan sisa 90% kasus hipertensi tidak memiliki penyebab jelas yang dapat diobati secara langsung, dan kondisi ini seringkali disebut sebagai hipertensi primer atau hipertensi esensial. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan kasus hipertensi primer, misalnya kegemukan, keturunan keluarga, interaksi gen dengan lingkungan dan gaya hidup.
Banyak masyarakat yang juga mengasosiasikan penyakit hipertensi dengan kurang tidur, kecapaian atau juga banyak pikiran. Dari berbagai hasil penelitian, disebutkan bahwa hipertensi dapat terjadi karena kondisi stress psikologis. Perasaan marah dan cemas dapat menaikkan tekanan darah, namun hanya dalam waktu yang singkat. Ini berarti kondisi hipertensi yang kronis belum tentu dipengaruhi oleh kondisi stress psikologis. Hipertensi tidak akan terjadi hanya karena seseorang terlalu capai. Dan ternyata mengorok saat tidur mempunyai hubungan dengan penyakit hipertensi.
Bahaya yang Mengintai karena Hipertensi dan Gejala Hipertensi
Lalu, mengapa tekanan darah yang tinggi itu berbahaya bagi kesehatan tubuh? Jawabannya adalah tekanan darah yang besar dapat merusak pembuluh darah dan jantung. Jantung seorang pengidap hipertensi harus memompa darah dalam kekuatan yang besar untuk dapat melawan tekanan pada pembuluh darah yang tinggi. Bila dibiarkan dalam waktu lama atu kronis, jantung dapat membesar dan tidak dapat berfungsi dengan optimal. Lebih lama lagi, jantung dapat sangat membesar sehingga menyebabkan gagal jantung.
Pembuluh darah yang bertekanan tinggi pun berbahaya. Kondisi kronis hipertensi dapat merusak pembuluh darah di seluruh organ dan juga ginjal. Tekanan darah yang tinggi sekali dapat mencetuskan kejadian pecahnya pembuluh darah. Berikut adalah beberapa akibat atau komplikasi dari penyait hipertensi yang tidak mendapatkan penanganan atau pengobatan secara rutin:
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung
Gagal jantung
Penyakit ginjal, gagal ginjal
Stroke
Perdarahan otak
Penyakit retina pada mata
Sayangnya, meski penyakit hipertensi dapat menyebabkan banyak penyakit berbahaya yang telah disebutkan di atas, hipertensi jarang sekali memberikan gejala. Tidak heran penyakit ini mendapatkan gelar silent killer karena biasanya gejala yang ditimbulkan dari hipertensi adalah manifestasi dari komplikasi yang terjadi. Ini alasan mengapa semua orang berusia 20 tahun ke atas minimal memeriksakan tekanan darahnya 1 kali dalam jangka waktu 5 tahun. Hal ini bukanlah tuntutan yang berat karena pemeriksaan tekanan darah tidak mengandung risiko apapun.
Pada beberapa kondisi, hipertensi dapat memberikan gejala yang harus diwaspadai. Gejala yang akan disebutkan dibawah terutama terjadi bila kondisi hipertensi sudah serius. Dan gejala yang akan disebutkan di bawah ini adalah gejala yang muncul setelah hipertensi menimbulkan masalah pada organ-organ tubuh tertentu. Segera kunjungi instalasi gawat darurat terdekat bila Anda menemukan gejala di bawah ini:
Sakit kepala yang hebat dan lama
Pandangan ganda
Mimisan tiba-tiba
Sesak napas
Lemas tubuh satu sisi
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Hipertensi
Ada dua pengobatan hipertensi yang penting untuk dilaksanakan oleh semua penderita hipertensi. Hal pertama adalah mengubah gaya hidup mulai dari aktivitas fisik dan mengatur pola makan. Dan hal kedua yang wajib dilakukan adalah mengonsumsi obat anti hipertensi bila perubahan gaya hidup tidak berhasil menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah pun tidak perlu terlalu drastis, dipengaruhi oleh usia dan kondisi kesehatan lainnya. Satu hal yang perlu diingat oleh penderita hipertensi yang sedang mengkonsumsi obat: obat anti hipertensi haruslah diminum seumur hidup. Jangan hanya mengonsumsi obat anti hipertensi pada saat Anda merasa tidak enak dan berhenti setelah badan terasa lebih enak.
Ada 6 komponen perubahan gaya hidup yang harus dilakukan oleh semua penderita hipertensi: (1) penurunan berat badan hingga tercapai berat badan ideal, (2) mengurangi asupan garam, (3) mengubah pola makan menjadi lebih sehat, (4) mengurangi konsumsi alkohol, (5) berhenti merokok dan (6) aktivitas fisik yang rutin dilakukan sehari-hari. Perubahan gaya hidup ini sebaiknya diikuti oleh semua penderita hipertensi baik yang diberikan obat maupun yang belum diberikan obat. Enam komponen perubahan gaya hidup ini pun dapat menjadi pencegahan dari penyakit hipertensi bagi orang dengan tekanan darah yang normal.
Angka asupan garam yang direkomendasikan untuk semua orang dewasa adalah 2300 miligram garam atau setara dengan satu sendok teh garam. Selain mengurangi garam dalam masakan Anda, kurangi juga makanan kemasan dengan pengawet. Contoh makanan dengan pengawet adalah mie instan, sardine, kornet, daging olahan seperti sosis, dan juga snack seperti keripik. Pengawet yang dipakai di makanan tersebut mungkin saja tidak terasa asin, namun akan menaikkan tekanan darah Anda pula.
Perubahan pola makan yang harus Anda lakukan adalah: konsumsi lebih banyak serat yang terdapat di sayuran dan buah-buahan, konsumsi produk susu rendah lemak dan kurangi konsumsi lemak jenuh. Sayuran hijau, sayuran berwaran serta hampir seluruh jenis buah merupakan sumber serat yang baik. Penderita hipertensi juga diperbolehkan mengkonsumsi produk susu seperti keju, susu, atau juga krim, namun pilihlah yang rendah lemak. Lemak jenuh merupakan jenis makanan yang wajib dihindari oleh penderita hipertensi dan konsumsilah lemak tidak jenuh sebagai ganti lemak jenuh. Contoh lemak jenuh adalah minyak kelapa sawit, mentega dan lemak pada kulit hewan. Contoh dari lemak tidak jenuh adalah minyak olive, minyak dari buah alpukat dan minyak pada kacang.
Aktivitas fisik yang disarankan dilakukan oleh penderita hipertensi adalah olahraga jenis aerobik. Tunggu dulu, olahraga jenis aerobic yang dimaksud bukanlah olahraga senam dengan lagu, namun olahraga dengan gerakan konstan seperti jogging, jalan cepat, bersepeda maupun berenang. Lakukan aktivitas fisik tersebut selama 30-45menit dalam satu hari dan lakukanlah setiap hari. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang jalan kaki 10.000 langkah setiap hari dapat menurunkan tekanan darahnya dan membakar berat badan berlebih pada tubuhnya.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang masih memerlukan banyak perhatian. Padahal, hipertensi yang tidak diobati dapat membawa banyak komplikasi pada penderitanya. Usahakan untuk mengadopsi gaya hidup sehat demi mencegah dan juga sebagai usaha menurunkan tekanan darah tinggi Anda. Dan perlu diingat bahwa obat anti hipertensi wajib diminum seumur hidup dan tidak disarankan untuk mengganti obat anti hipertensi dengan pegobatan herbal dan tradisional lainnya. Selamat hidup sehat dan bebas hipertensi!